Juni 02, 2011

radiasi ponsel tingkatkan kanker otak

Bagi manusia modern dengan aktivitasnya yang padat setiap hari tidak mungkin lepas dari ponsel.  Dari hari ke hari jenisnya semakin bertambah dengan kemampuan yang juga semakin meningkat. Banyak perusahaan?jasa telepon seluler belakangan ini menggunakan frekuensi 1.800 MHz, jauh lebih tinggi dibandingkan frekuensi sebelumnya yang hanya 900 MHz. Banyak keuntungan yang diperoleh dengan penggunaan frekuensi tinggi, khususnya perambatan gelombang. Selain itu, pada frekuensi 1.800 MHz saluran yang tersedia juga lebih banyak. Namun, keadaan tersebut sebaiknya harus kita waspadai sejak dini.

Hasil penelitian terbaru mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform. Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat. Keputusan dibuat setelah dilakukan peninjauan lebih mendalam tentang keamanan menggunakan ponsel. Tim menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia.

Tim menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel. Namun belum dapat menarik kesimpulan untuk jenis kanker lainnya. Saat ini Badan Lingkungan Eropa telah mendorong untuk studi lebih lanjut. Badan independen ini mengungkap ponsel bisa menimbulkan resiko yang sama besarnya dengan merokok, asbes dan bensin bertimbal.



Sebenarnya radiasi apa pun, besar atau kecil bisa berdampak pada tubuh manusia. Cara-cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak radiasi ponsel, diantaranya sebagai berikut:
1. Gunakan handsfree atau bluetooth
Cara paling mudah untuk mengurangi dampak radiasi ponsel adalah menggunakan perangkat yang tidak langsung ke ponsel seperti hands free atau bluetooth.
Cara ini menjauhkan pemancar sinyal dari otak di kepala, namun tidak bisa mencegah risiko impotensi selama masih dikantongi di celana. Perangkat bebas genggam nirkabel, misalnya bluetooth juga masih memancarkan radiasinya sendiri meski lebih sedikit.
2. Manfaatkan layanan pesan singkat (SMS)
Radiasi yang dipancarkan saat berkirim pesan singkat lebih sedikit dibandingkan saat menerima atau melakukan panggilan suara. Selain itu, posisi ponsel saat berkirim pesan berada lebih jauh dari kepala dibandingkan saat telepon.
3. Jangan simpan ponsel di bawah bantal
Meski sedang tidak digunakan, ponsel dalam posisi stand by (tetap menyala) masih memancarkan radiasi agar selalu terhubung dengan jaringannya. Meletakkan ponsel di bawah bantal saat tidur akan mendekatkannya dengan kepala sehingga otak akan terpapar radiasi sepanjang malam.
4. Jangan simpan ponsel di kantong baju atau celana
Otak bukan satu-satunya organ tubuh manusia yang terpengaruh oleh radiasi ponsel. Penelitian membuktikan, radiasi bisa mempengaruhi kualitas sperma pria dan meningkatkan risiko kanker payudara pada wanita. Untuk mengurangi risiko tersebut, ada baiknya ponsel disimpan di tas kecil yang bisa dijinjng ke mana-mana.
5. Gunakan casing (tutup) antiradiasi
Berbagai produk untuk mengurangi radiasi ponsel banyak ditawarkan di pasaran, mulai dari stiker antiradiasi hingga casing khusus untuk ponsel cerdas yang radiasinya cukup tinggi. Sebuah pengujian independen yang dilakukan majalah Wired menunjukkan, beberapa merek casing antiradiasi mampu mengurangi radiasi hingga 66,7 persen.